Khamis, 3 Disember 2009
KHASIAT BUAH MENGKUDU
TAHUN 1949, jurnal Pacific Science terbitan Hawaii mengulas pohon pendatang dari Indonesia yang hidup secara liar sejak kawasan pantai sampai ketinggian 500 meter dpl (di atas permukaan laut) yang disebut noni (Morinda Citrifolia). Pohon ini termasuk keluarga Rubiaceae, sama seperti kopi, soka, kaca piring. Noni umum disebut sebagai magic plant atau pain killer tree karena memiliki manfaat dan khasiat yang banyak untuk beberapa jenis penyakit berbahaya.
Sejak kulit akarnya yang digunakan sebagai pewarna untuk menyamak kain, daun muda/pucuk batang untuk sayuran dan obat, dan terutama buah tuanya yang sudah masak sebagai bahan baku pembuatan jus/sari buah, dengan manfaat obat yang sangat luas dan mujarab.
Dari segi penelitian ilmiah, khasiat buah mengkudu bukan “placebo” atau bohong-bohongan. Serangkaian penelitian yang dilakukan oleh banyak laboratoria dan lembaga perguruan tinggi terkenal di Amerika Serikat, membuktikan keampuhan komponen berkhasiat yang terdapat di dalam jus buah yang masak.
Dipelopori oleh Hawaii dan Malaysia, bisnis jus buah mengkudu kini berjalan di beberapa negara lain, termasuk Indonesia.
Sudah lama masyarakat Indonesia di pedesaan mengenal pohon mengkudu dalam bentuk daun muda/pucuk, untuk sayuran dan lalab, juga untuk bahan obat, serta buah tua untuk bahan pembuat rujak (di Jabar dikenal dengan nama “rujak bebek” karena pembuatannya harus di tumbuk hancur). Sejak awal tahun 1990-an, jus/sari buah yang masak dimanfaatkan untuk banyak jenis penyakit, di antaranya tekanan darah tinggi, asam urat tinggi, amandel, rheumatik, diare, dan sebagainya.
Pohon mengkudu dikenal sejak kawasan Aceh menyebar ke Sumatera Utara, Riau, Jambi, Palembang, Lampung, Sumbawa, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai Sumba, Sumbawa, Flores, dan Irian. Tanaman ini dikenal dengan nama setempat seperti cangkudu, wengkudu, pace, lengkudu, bangkudu, bakudu, pamarai, manakudu, bakulu, labanau, baja, kudu, neteu, tibah, ai kombo, atau eodo.
Walau saat ini buah mengkudu sudah memiliki nilai bisnis tinggi dengan pangsa pasar yang luas, upaya mengebunkannya baru dimulai di beberapa tempat. Secara umum buah mengkudu yang diolah oleh beberapa pabrik penghasil sari/jus buahnya (seperti Indononi, Javanoni, Balinoni, dan sebagainya) dikumpulkan dari pohon ke pohon dari kampung ke kampung atau dari tempat ke tempat lainnya, tergantung kepada tempat tumbuhnya yang masih liar. Jangan heran kalau pada awal-awalnya harga buah mengkudu tua/masak sekitar Rp 500,- per kg, sekarang melonjak antara Rp 1.500,- sampai Rp 2.000,- per kg, begitupun jumlah dan kelangsungan pasokannya terus tersendat.
Beberapa jenis senyawa berkhasiat obat yang diketahui berada di dalam sari/jus buah mengkudu, antara lain anthraquinone (sebagai anti bakteri/anti jamur), terpenten (sebagai peremaja sel), dammacanthel (sebagai pencegah perkembangan sel kanker), xeronine, dan sebagainya sampai ke antioksidan (penetral radikal bebas).
Yang menjadi masalah bagi yang baru mengenal buah mengkudu masak, adalah baunya yang tidak sedap. Kalau hasil jus buah masak langsung diminum tanpa pengolahan terlebih dahulu, bau busuk yang keluar dari jus tersebut akan dapat menjadi penyebab muntah.
Masalahnya adalah, bahwa di dalam buah mengkudu masak, selain terkandung senyawa bermanfaat obat, juga sejumlah asam seperti antara lain asam askorbat, asam kaproat, dan asam kaprik, yang menghasilkan bau busuk tersebut.
Pabrik penghasil jus buah mengkudu menghilangkan bau tersebut dengan beberapa cara. Cara sederhana: mencampurkan secara rata gula merah atau madu ke dalam larutan jus, menempatkannya di dalam gelas atau botol, dan menyimpannya antara 2-4 hari, sehingga terjadi proses fermentasi. Selama fermentasi komponen asam penghasil bau akan terurai, hingga baunya menjadi hilang. Di pabrik yang sudah maju, bau dihilangkan secara fisik, kimia, dan biologis.
Ada pabrik jus buah mengkudu yang menggunakan buah tua namun belum berwarna kuning coklat tetapi baru kuning muda. Ketika dikupas bau busuk tidak tercium. Ternyata konsumen mengeluh karena jus tersebut tidak memiliki khasiat seperti sebelumnya.
Ini terkait dengan faktor penentunya, bahwa kehadiran asam penghasil bau tersebut erat kaitannya dengan kehadiran senyawa berkhasiat di dalamnya. Kalau asam penyebab bau tidak ada, maka senyawa berkhasiatpun besar kemungkinan tidak ada pula.
KANDUNGAN KIMIAWI MENGKUDU
Senyawa-senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak/minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpen membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
Zat Anti-bakteria
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat¬-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Pseudonzonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylo¬coccus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
Pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa kegiatan zat anti-bakteri dalam buah mengkudu dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan (pathogen), iaitu: Salmonella dan Shigella. Penemuan zat-zat anti bakteri dalam sari buah mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteria.
Asam
Asam askorbat yang ada di dalam buah mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping proses metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah mengkudu.
Nutrisi
Secara keseluruhan mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun sekarang, menggunakan buah mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah mengkudu untuk dapat bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk mengkonsumsi buah mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga. Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh antara lain: karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensial juga tersedia dalam buah maupun daun mengkudu. Selenium adalah salah satu contoh mineral yang banyak terdapat pada mengkudu dan merupakan antioksidan yang hebat.
Scopoletin
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari buah mengkudu. Zat¬-zat scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai tambahan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat dalam buah mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi penting di dalam tubuh manusia.Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap Pythium, sp dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi.
Zat Anti-kanker (Damnacanthal)
Beberapa penelitian terbaru tentang mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-zat anti¬kanker (damnacanthal ). Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti kanker pada ekstrak mengkudu ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur normal dari sel¬sel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan, Ternyata zat anti kanker pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine
Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah mengkudu adalah xeronine. Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel. Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tetapi mengandung bahan-¬bahan pembentuk (prekursor) xeronine, iaitu proxeronine dalam jumlah besar.
Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot molekul relatif besar, lebih dari 16,000. Apabila kita mengkonsumsi proxeronine maka kadar xeronine di dalam tubuh akan meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim proxeronase dan zat¬-zat lain akan mengubah proxeronine menjadi xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh kita akan mengalami gangguan kesihatan.
Secara keseluruhan mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun sekarang, menggunakan buah mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah mengkudu untuk dapat bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk mengkonsumsi buah mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga.
Zat Pewarna
Kulit akar tanaman mengkudu mengandung zat pewarna (merah), yang diberi nama morindon dan morindin.
Berikut beberapa cara penggunaan buah dan daun mengkudu berdasarkan resep tradisi, yang sudah dibukukan sejak tahun 1934 dalam bahasa Belanda (beberapa sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia), ataupun buku-buku lainnya terbitan Malaysia dan Hawaii (dalam bahasa Inggris):
(1). Untuk pengobatan penyakit radang usus, tekanan darah tinggi, amandel, dan sebagainya, iaitu: 2 buah mengkudu masak dihilangkan bijinya, kemudian daging buahnya dihancurkan, diperas dan airnya dikumpulkan. Kemudian tambah 20 ml madu asli, diaduk, saring kembali, serta air saringannya ditambah air masak sampai 100 ml. Maka larutan inilah yang kemudian diminum sebagai obat. Ternyata ramuan tersebut dapat juga digunakan untuk obat batuk, infeksi mulut, radang tenggorokan, sakit perut, sakit jantung.
(2). Untuk pengobatan penyakit kencing manis, diare, encok, melancarkan air seni serta menguatkan ingatan/fikiran: 4-6 lembar daun mengkudu muda dimakan langsung mentah atau dijadikan urab/sayuran sebelum dimakan. Masih banyak lagi formula ramuan obat tersebut dari buah dan daun mengkudu yang sudah diuji kemujarabannya.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan